Kasno: Kalau Memang Bersih, Kenapa Risih?
Margonda | Jurnal Depok
Koordinator LSM Gerakan Membangun Masyarakat Depok (Gemmad), Kasno mengaku aksi demonstrasi untuk menuntut penegakan supremasi hukum dan pemberantasan koruptor di Kota Depok yang gencar dilakukannya bersama sejumlah LSM lainnya adalah murni mengaspirasikan suara masyarakat Depok.
“Aksi demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dan berpendapat di depan publik itu kan dilindungi Undang-undang Dasar 1945. Kalau di Depok tak ada pejabat yang korup, kenapa harus kebakaran jenggot begitu? Dan kalau memang mereka bersih, kenapa harus risih,” ungkap Kasno, setelah mengetahui jika dirinya dan rekan-rekan aktivis lainnya akan dilaporkan polisi oleh ‘konconya’ pasangan calon walikota-wakil walikota Depok bernomor urut 3 itu.
Kasno juga menilai, pasangan Nur Berkhidmad sangat arogan dalam menyikapi sebuah persoalan rakyat yang bersuara demi tegaknya pemberantasan korupsi, yang justeru menjadi komitmen bersama, baik warga maupun pemerintah, karena sadar bahwa koruptor itu pemakan uang rakyat.
Kendati mendapat ancaman serius dari pasukan berani matinya Nur, Kasno mengaku tak gentar. Bahkan, lanjutnya, demi menegakkan kebenaran, dirinya siap kehilangan nyawanya sekalipun.
Jika ada tuntutan, lanjut Kasno, sebagai warga negara yang baik, dirinya bersedia menaati hukum. “Apalagi, kasus Bansosgate kan terungkap jauh sebelum Pilwalkot Depok digelar, yakni Juni 2009. Saya tak ada kepentingan dengan Nur secara pribadi. Saya tetap baik dengan dia, terutama sebagai walikota yang harus dihormati. Tapi, kalau ada kebijakannya yang melenceng dari konstitusi, terlebih tersangkut korupsi, ya harus saya kritisi. Biar hukum yang bicara,” tegasnya.
“Toh dalam persidangan Bansosgate juga terungkap fakta jika walikota terlibat. Lagi pula, Rp 87 miliar itu bukan uang sedikit. Kalau mereka memolitisir sekalian saja saya politisir. Saya menduga, uang hasil korupsi Bansosgate itu dipakai untuk kampanye incumbent Nur Mahmudi Isma’il. Jika memang tidak terlibat, buktikan, dong. Jangan kaitkan aksi kami dengan kepentingan politik dia. Mereka sendiri yang memolitisir Bansosgate,” tandas Kasno.
Sementara itu, Ketua KNPI Sawangan-Bojongsari Ramdani Boy Herudin mendukung penuh langkah Kasno. Menurut pria berkacamata yang akrab disapa Boy ini, masyarakat sudah memahami keterlibatan walikota dalam sebuah kebijakan di kasus Bansosgate. Kata Boy, tinggal keberanian aparat penegak hukum saja yang harus dikawal untuk menyikapi persoalan tersebut.
“Kami juga menyiapkan puluhan pengacara dan ahli hukum untuk mendukung para aktivis, sehingga alam kebebasan berdemokrasi di Depok tak dirusak oleh sekelompok orang yang berkepentingan di jalur politik. Ini Depok, bung,” tandas Boy.
Sejumlah aktivis lainnya yang terjun di dunia politik dan menjadi barisan pendukung pasangan calon walikota Nur Berkhidmad kemarin, menggelar aksi turun ke jalan. Dengan membawa sejumlah poster, para demonstran yang berjumlah sekira 20 orang itu berjalan kaki dari lampu merah Jalan Siliwangi ke kantor KPUD di Jalan Kartini.
Akibatnya, tumpukan kendaraan bermotor yang berada di belakang barisan pendemo itu tak terelakkan, kemacetanpun sangat panjang dan meresahkan pengendara. “Demo sih demo, jangan sengsarakan rakyat dong. Kalau di jalan seperti ini kan kasihan warga yang akan melintas,” celetuk seorang petugas kepolisian yang berjaga di depan Kantor KPUD. n Billy Adhiyaksa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar